Minggu, 30 Maret 2008

Artikel : TCP/IP

Agar jaringan intrenet ini berlaku semestinya harus ada aturan standard yang mengaturnya karena itu diperlukan suatu protokol internet.

Sejarah TCP/IP

Internet Protocol dikembangkan pertama kali oleh Defense Advanced Research Projects Agency ( DARPA) pada tahun 1970 sebagai awal dari usaha untuk mengembangkan protokol yang dapat melakukan interkoneksi berbagai jaringan komputer yang terpisah, yang masing-masing jaringan tersebut menggunakan teknologi yang berbeda. Protokol utama yang dihasilkan proyek ini adalah Internet Protocol (IP). Riset yang sama dikembangkan pula yaitu beberapa protokol level tinggi yang didesain dapat bekerja dengan IP. Yang paling penting dari proyek tersebut adalah Transmission Control Protocol (TCP), dan semua grup protocol diganti dengan TCP/IP suite. Pertamakali TCP/IP diterapkan di ARPANET, dan mulai berkembang setelah Universitas California di Berkeley mulai menggunakan TCP/IP dengan sistem operasi UNIX. Selain Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) ini yang mengembangkan Internet Protocol, yang juga mengembangkan TCP/IP adalah Department of defense (DOD).

Istilah-istilah didalam Internet Protocol

Ada beberapa istilah yang sering ditemukan didalam pembicaraan mengenai TCP/IP, yaitu diantaranya :

Host atau end-system, Seorang pelanggan pada layanan jaringan komunikasi. Host biasanya berupa individual workstation atau personal computers (PC) dimana tugas dari Host ini biasanya adalah menjalankan applikasi dan program software server yang berfungsi sebagai user dan pelaksana pelayanan jaringan komunikasi.

Internet, yaitu merupakan suatu kumpulan dari jaringan (network of networks) yang menyeluruh dan menggunakan protokol TCP/IP untuk berhubungan seperti virtual networks.

Node, adalah istilah yang diterapkan untuk router dan host.protocol, yaitu merupakan sebuah prosedur standar atau aturan untuk pendefinisian dan pengaturan transmisi data antara komputer-komputer.

Router, adalah suatu devais yang digunakan sebagai penghubung antara dua network atau lebih. Router berbeda dengan host karena router bisanya bukan berupa tujuan atau data traffic. Routing dari datagram IP biasanya telah dilakukan dengan software. Jadi fungsi routing dapat dilakukan oleh host yang mempunyai dua networks connection atau lebih.

Overview TCP/IP

Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, TCP/IP juga dikembangkan oleh Department of Defense (DOD). DOD telah melakukan proyek penelitian untuk menghubungkan beberapa jaringan yang didesain oleh berbagai vendor untuk menjadi sebuah networks of networks (Internet). Pada awalnya hal ini berhasil karena hanya menyediakan pelayanan dasar seperti file transfer, electronic mail, remote logon. Beberapa komputer dalam sebuah departemen dapat menggunakan TCP/IP (bersamaan dengan protokol lain) dalam suatu LAN tunggal. Komponen IP menyediakan routing dari departmen ke network enterprise, kemudian ke jaringan regional dan akhirnya ke global internet. Hal ini dapat menjadikan jaringan komunikasi dapat rusak, sehingga untuk mengatasinya maka kemudian DOD mendesain TCP/IP yang dapat memperbaiki dengan otomatis apabila ada node atau saluran telepon yang gagal. Hasil rancangan ini memungkinkan untuk membangun jaringan yang sangat besar dengan pengaturan pusat yang sedikit. Karena adanya perbaikan otomatis maka masalah dalam jaringan tidak diperiksa dan tak diperbaiki untuk waktu yang lama.

Seperti halnya protokol komunikasi yang lain, maka TCP/IP pun mempunyai beberapa layer, layer-layer itu adalah :

IP (internet protocol) yang berperan dalam pentransmisian paket data dari node ke node. IP mendahului setiap paket data berdasarkan 4 byte (untuk versi IPv4) alamat tujuan (nomor IP). Internet authorities menciptakan range angka untuk organisasi yang berbeda. Organisasi menciptakan grup dengan nomornya untuk departemen. IP bekerja pada mesin gateaway yang memindahkan data dari departemen ke organisasi kemudian ke region dan kemudian ke seluruh dunia.

TCP (transmission transfer protocol) berperan didalam memperbaiki pengiriman data yang benar dari suatu klien ke server. Data dapat hilang di tengah-tengah jaringan. TCP dapat mendeteksi error atau data yang hilang dan kemudian melakukan transmisi ulang sampai data diterima dengan benar dan lengkap.

Sockets yaitu merupakan nama yang diberikan kepada subrutin paket yang menyediakan akses ke TCP/IP pada kebanyakan sistem.

Bebrapa hal penting didalam TCP/IP

1. Jaringan Peminta Terendah (Network of Lowest Bidders)

IP dikembangkan untuk membuat sebuah network of networks (Internet). Individual machine dihubungkan ke LAN (ethernet atau Token ring). TCP/IP membagi LAN dengan user yang lain (Novell file server, windows dll). Satu devais menyediakan TCP/IP menghubungkan antara LAN dengan dunia luar.

Untuk meyakinkan bahwa semua tipe sistem dari berbagai vendor dapat berkomunikasi, maka penggunaan TCP/IP distandarkan pada LAN. Dengan bertambahnya kecepatan mikroprossesor, fiber optics, dan saluran telepon digital maka telah menciptakan beberapa pilihan teknologi baru diantaranya yaitu ISDN, frame relay, FDDI, Asynchronous Transfer Mode (ATM).

Rancangan asli dari TCP/IP adalah sebagai sebuah network of networks yang cocok dengan penggunaan teknologi sekarang ini. Data TCP/IP dapat dikirimkan melalui sebuah LAN, atau dapat dibawa dengan sebuah jaringan internal corporate SNA, atau data dapat terhubung pada TV kabel . Lebih jauh lagi, mesin-mesin yang berhubungan pada salah satu jaringan tersebut dapat berkomunikasi dengan jaringan yang lain melalui gateways yang disediakan vendor jaringan .

2. Masalah Pengalamatan

Dalam sebuah jaringan SNA , setiap mesin mempunyai Logical Units dengan alamat jaringan masing-masing. DECNET, Appletalk, dan Novell IPX mempunyai rancangan untuk membuat nomor untuk setiap jaringan lokal dan untuk setiap workstation yang terhubung ke jaringan.

Pada bagian utama pengalamatan lokal network, TCP/IP membuat nomor unik untuk setiap workstation di seluruh dunia. Nomor IP adalah nilai 4 byte (IPv4) dengan konvensi merubah setiap byte ke dalam nomor desimal (0 sampai 255 untuk IP yang digunakan sekarang) dan memisahkan setiap bytes dengan periode. Sebagai contoh misalnya 130.132.59.234.

Sebuah organisasi dimulai dengan mengirimkan electronic mail ke Hostmaster@INTERNIC.NET meminta untuk pembuatan nomor jaringan. Hal ini dimungkinkan bagi hampir setiap orang untuk memperoleh nomor untuk jaringan "small class C" dengan 3 bytes pertama meyatakan jaringan dan byte terakhir menyatakan individual komputer. Organisasi yang lebih besar dapat memperoleh jaringan "Class B" dengan 2 bytes pertama menyatakan jaringan dan 2 bytes terakhir menyatakan menyatakan masing-masing workstation sampai mencapai 64.000 individual workstation. Contoh Jaringan Class B Yale adalah 130.132, jadi semua komputer dengan IP address 130.132.*.* adalah dihubungkan melalui Yale.

Kemudian organisasi berhubungan dengan intenet melalui satu dari beberapa jaringan regional atau jaringan khusus. vendor jaringan diberi nomor pelanggan networks dan ditambahkan ke dalam konfigurasi routing dalam masing-masing mesin.

Tidak ada rumus matematika yang mengubah nomor 192.35.91 atau 130.132 menjadi "Yale University" atau "New Haven". Mesin-mesin yang mengatur jaringan regional yang besar atau routers Internet pusat dapat menentukan lokasi jaringan-jaringan tersebut dengan mencari setiap nomor jaringan tersebut dalam tabel. Diperkirakan ada ribuan jaringan class B dan jutaan jaringan class C. Pelanggan yang terhubung dengan Internet, bahkan perusahaan besar seperti IBM tidak perlu untuk memelihara informasi pada jaringan-jatingan yang lain. Mereka mengirim semua eksternal data ke regional carrier yang mereka langgan, dan regional carrier mengamati dan memelihara tabel dan melakukan routing yang tepat.

3. Subnets

Meskipun pelanggan individual tidak membutuhkan nomor tabel jaringan atau menyediakan eksplisit routing, tapi untuk kebanyakan jaringan class B dapat diatur secara internal sehingga lebih kecil dan versi organisasi jaringan yang lebih sederhana. Biasanya membagi dua byte internal assignment menjadi satu byte nomor departmen dan satu byte Workstation ID.

Enterprise network dibangun dengan menggunakan TCP/IP router box secara komersial. setiap router mempunyai tabel dengan 255 masukan untuk mengubah satu byte nomor departmen menjadi pilihan tujuan ethernet yang terhubung ke salah satu router. Misalnya, pesan ke 130.132.59.234 melalui jaringan regional National dan New England berdasarkan bagian nomor 130.132. Tiba di Yale, 59 department ID memilih ethernet connector . 234 memilih workstation tertentu pada LAN. Jaringan Yale harus diupdate sebagai ethernet baru dan departemen ditambahkan, tapi tidak dipengaruhi oleh perubahan dari luar atau perpindahan mesin dalam departemen.

4. Jalur-jalur tak tentu

Setiap kali sebuah pesan tiba pada sebuah IP router, maka router akan membuat keputusan ke mana berikutnya pesan tersebut akan dikirimkan. Ada konsep satu waktu tertentu dengan preselected path untuk semua traffic. Misalkan sebuah perusahaan dengan fasilitas di New York, Los Angles, Chicago dan Atlanta. Dapat dibuat jaringan dari empat jalur telepon membentuk sebuah loop (NY ke Chicago ke LA ke Atlanta ke NY). Sebuah pesan tiba di router NY dapat pergi ke LA melalui Chicago atau melalui Atlanta. jawaban dapat kembali ke jalan lain.

Bagaimana sebuah router dapat membuat keputusan antara router dengan router? tidak ada jawaban yang benar. Traffic dapat dipetakan dengan algoritma "clockwise" (pergi ke NY ke Atlanta, LA ke chicago). Router dapat menentukan, mengirimkan pesan ke Atlanta kemudian selanjutnya ke ke Chicago. Routing yang lebih baik adalah dengan mengukur pola traffic dan mengirimkan data melalui link yang paling tidak sibuk.

Jika satu saluran telepon dalam satu jaringan rusak, pesan dapat tetap mencapai tujuannya melalui jalur yang lain. Setelah kehilangan jalur dari NY ke Chicago, data dapat dikirim dari NY ke Atlanta ke LA ke Chicago. Dengan begitu maka jalur akan berlanjut meskipun dengan kerugian performance menurun.

Perbaikan seperti ini merupakan bagian tambahan pada desain IP.

5. Masalah yang Tidak Diperiksa (Undiagnosed Problem)

Jika ada error terjadi, maka dilaporkan ke network authorities. Error tersebut harus dibenarkan atau diperbaiki. IP, didesain untuk dapat tahan dan kuat. Kehilangan node atau jalur adalah hal biasa, tetapi jaringan harus tetap jalan. Jadi IP secara otomatis menkonfigurasi ulang dirinya sendiri bila terjadi sesuatu yang salah. Jika banyak redundancy yang dibangun ke dalam sistem maka komuniksi tetap berlangsung dan terjaga. TCP dirancang untuk memulihkan node atau saluran yang gagal dimana propagasi routing table berubah untuk semua node router. Karena proses updating memerlukan waktu yang lama , TCP agak lambat untuk menginisiasi pemulihan.

6. Mengenai Nomor IP

Setiap perusahaan besar atau perguruan tinggi yang terhubung ke internet harus mempunyai level intermediet network. beberapa router mungkin dikonfigurasi untuk berhubungan dengan bebarapa department LAN. Semua traffic di luar organisasi dihubungkan dengan koneksi tunggal ke jaringan provider regional.

Jadi, pemakai akhir dapat menginstall TCP/IP pada PC tanpa harus tahu jaringan regional . Tiga bagian informasi dibutuhkan :

IP address dibuat pada PC

Bagian dari IP address (subnet mask) yang membedakan mesin lain dalam LAN yang sama (pesan dapat dikirim secara langsung ) dengan mesin-mesin di departemen lain atao dimanapun di seluruh dunia ( yang dikirimkan ke router mesin)

IP address dari router mesin yang menghubungkan LAN tersebut dengan dunia luar.

7. Susunan TCP/IP protocol

Internet pada mulanya didesain dengan dua kriteria utama. Dua kriteria ini mempengaruhi dan membentuk hardware dan software yang digunakan sekarang. Kriteria tersebut : Jaringan harus melakukan komunikasi antara para peneliti di belahan dunia yang berbeda, memungkinkan meraka dapat berbagi dan berkomunikasi mengenai penelitian mereka satu sama lain. Sayangnya, riset memerlukan berbagai komputer dari beragam platform dan arsitektur jaringan yang berbeda untuk keperluan keilmuan. Maka untuk itu diperlukan protocol suite untuk dapat berhubungan dengan berbagai platforms hardware yang berbeda dan bahkan sistem jaringan yang berbeda. Lebih jauh lagi, network harus merupakan jaringan komunikasi yang kuat yang mempunyai kemampuan dapat bertahan dari serangan nuklir. Rancangan ini memebawa ke arah desentralisasi jaringan yang terdiri dari jaringan yang terpisah, lebih kecil, jaringan yang diisolasi yang mempunyai kemampuan otomatis bila diperlukan.

Layer menyediakan level abstrsaksi untuk software dan menaikkan kemampuan menggunakan kembali dan kebebasan platform. Layer-layer tersebut dimaksudkan untuk benar-benar terpisah dari satu sama lain dan juga independen. Layer tersebut tidak mengandalkan informasi detail dari layer yang lain. Arsitektur rancangan ini membuat lebih mudah untuk melakukan pemeliharaan karena layer dapat didesain ulang atau dikembangkan tanpa merusak integritas protokol stack.

TCP/IP protocol suite terdiri dari 4 layers: Applikasi, Transport, Internetwork, dan network interface. Layer tersebut dapat dilihat sebagai hirarki seperti di bawah ini :

Layer Applikasi adalah sebuah aplikasi yang mengirimkan data ke transport layer. Misalnya FTP, email programs dan web browsers.

Layer Transport bertanggung jawab untuk komunikasi antara aplikasi. Layer ini mengatur aluran informasi dan mungkin menyediakan pemeriksaan error. Data dibagi kedalam beberapa paket yang dikirim ke internet layer dengan sebuah header. Header mengandung alamat tujuan, alamat sumber dan checksum. Checksum diperiksa oleh mesin penerima untuk melihat apakah paket tersebut ada yang hilang pada rute.

Layer Internetwork bertanggung jawab untuk komunikasi antara mesin. Layer ini meg-engcapsul paket dari transport layer ke dalam IP datagrams dan menggunakan algoritma routing untuk menentukan kemana datagaram harus dikirim. Masuknya datagram diproses dan diperiksa kesahannya sebelum melewatinya pada Transport layer.

Layer networks interface adalah level yang paling bawah dari susunan TCP/IP. Layer ini adalah device driver yang memungkinkan datagaram IP dikirim ke atau dari pisikal network. Jaringan dapaat berupa sebuah kabel, Ethernet, frame relay, Token ring, ISDN, ATM jaringan, radio, satelit atau alat lain yang dapat mentransfer data dari sistem ke sistem. Layer network interface adalah abstraksi yang memudahkan komunikasi antara multitude arsitektur network.

Tutorial : Mengetahui Ukuran Drive

Script LAnguage : PAscal



uses crt, Dos;

var drive : integer;


begin

clrscr;

writeln('Pilih Drive yang akan dilihat kapasitasnya');

writeln('0 ==> Default');

writeln('1 ==> Drive A');

writeln('2 ==> Drive B');

writeln('3 ==> Drive C');

writeln('4 ==> Drive D');

write('Pilihan : ');

readln(drive);

writeln('Keterangan Drive');

writeln('----------------');

write('Kapasitas drive : ');

Writeln(DiskSize(drive) div 1024, ' Kbytes');

write('Kapasitas kosong : ');

Writeln(DiskFree(drive) div 1024, ' Kbytes free ');

readln;

end.

Sabtu, 29 Maret 2008

Artikel : PERAN STRATEGIS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA [1]

PERAN STRATEGIS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA [1]

Bahan ini dimaksudkan sebagai bab pendahuluan dari mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang disiapkan khusus untuk mahasiswa Program Pasca Sarjana --Magister Manajemen UKRIDA yang mencakup lawas (scope) mata kuliah MSDM, pentingnya SDM, kecenderungan global: perubahan dan pergeseran dalam fungsi manajer serta antisipasi yang perlu diperhatikan manajemen sumber daya manusia di abad 21Pentingnya SDM

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi/organisasi. Selanjutnya, MSDM berarti mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimum. Karenanya, MSDM juga menjadi bagian dari Ilmu Manajemen (Management Science) yang mengacu kepada fungsi manajemen dalam pelaksanaan proses-proses perencanaan, pengorganisasian, staffing, memimpin dan mengendalikan.

Foulkes (1975) memprediksi bahwa peran SDM dari waktu ke waktu akan semakin strategis dengan ucapan berikut:

For many years it has been said that capital is the bottleneck for a developing industry. I don’t think this any longer holds true. I think it’s the work force and the company’s inability to recruit and maintain a good work force that does constitute the bottleneck for production. … I think this will hold true even more in the future.”[2]

Tidak heran jika sekarang untuk SDM yang handal digunakan terminologi human capital yang semakin santer kita dengar.

Lawas mata kuliah MSDM

Lawas mata kuliah MSDM sesuai dengan fungsi MSDM yaitu hal ihwal staffing dan personalia dalam organisasi, yang mencakup analisis tugas/jabatan, rekrutmen dan seleksi calon tenaga kerja, orientasi, pelatihan, pemberian imbalan, penilaian dan pengembangan SDM. Karena sebagian atau seluruh tugas tentang penempatan personalia yang tepat untuk tugas yang tepat, orientasi, pelatihan, pemberian imbalan, promosi, pendisiplinan serta penilaian kerja untuk perbaikan kinerja merupakan tugas setiap manajer maka scope MSDM mencakup seluruh tugas tentang SDM yang diemban oleh setiap manajer. Dan aspek manajemen serta SDM demikian strategis dan demikian luasnya, maka MSDM melibatkan banyak aspek, terutama dengan faktor-faktor lingkungan internal organisasi (kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang dan ancaman).

Tantangan manajer masa kini adalah merespons perubahan-perubahan eksternal agar faktor-faktor lingkungan internal perusahaan menjadi kuat dan kompetitif.

MSDM Strategis

Dessler (2000) mendefinisikan Manajemen SDM strategis sebagai berikut:

Strategic Human Resource Management is the linking of Human Resource Management with strategic role and objectives in order to improve business performance and develop organizational cultures and foster innovation and flexibility”. [3]

Jelaslah bahwa para manajer harus mengaitkan pelaksanaan MSDM dengan strategi organisasi untuk meningkatkan kinerja, mengembangkan budaya korporasi yang mendukung penerapan inovasi dan fleksibilitas.

Peran strategis SDM dalam organisasi bisnis dapat dielaborasi dari segi teori sumber daya, di mana fungsi perusahaan adalah mengerahkan seluruh sumber daya atau kemampuan internal untuk menghadapi kepentingan pasar sebagai faktor eksternal utama. Sumber daya sebagaimana disebutkan di atas, adalah SDM strategis yang memberikan nilai tambah (added value) sebagai tolok ukur keberhasilan bisnis. Kemampuan SDM ini merupakan competitive advantage dari perusahaan. Dengan demikian, dari segi sumber daya, strategi bisnis adalah mendapatkan added value yang maksimum yang dapat mengoptimumkan competitive advantage. Adanya SDM ekspertis: manajer strategis (strategic managers) dan SDM yang handal yang menyumbang dalam menghasilkan added value tersebut merupakan value added perusahaan.

Value added adalah SDM strategis yang menjadi bagian dari human capital perusahaan.

Kecenderungan global: Perubahan, pergeseran

Manajer masa kini dituntut untuk cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung cepat. Tingginya dinamika atau cepatnya perubahan dapat tergambar dari total perdagangan (impor dan ekspor) Amerika Serikat pada tahun 1991 bernilai US$ 907 milyar, pada tahun 1996 meningkat menjadi US$ 1.4 trilyun. Perubahan ini disebabkan antara lain oleh:

· berbagai kemajuan teknologi yang berlangsung sangat cepat pada 10-20 tahun terakhir, terutama dalam telekomunikasi, penggabungan komputer dengan komunikasi, CAD, CAM dan robotika.

· pengaruh globalisasi: perusahaan manufaktur Amerika Serikat memanfaatkan buruh murah di negara-negara berkembang, persaingan yang semakin mendunia, produksi manufaktur multinasional (Toyota di AS, IBM di Jepang dsb.).

· pengaruh deregulasi atau berkurangnya pengaturan harga, entry tariff dsb. oleh pemerintah, proteksi dan monopoli yang semakin berkurang menyebabkan munculnya berbagai perusahaan baru dalam bidang telekomunikasi, penerbangan, bank yang beroperasi dengan biaya yang relatif lebih rendah (sangat kompetitif).

· demografi tenaga kerja global yang berubah, mengarah kepada workforce diversity, diskriminasi tenaga kerja yang semakin longgar, bertambahnya tenaga usia tua dan tenaga kerja wanita

· perubahan sistem sosio-politik seperti Rusia yang menjadi kapitalis, RRT yang menjadi negara industri, berdirinya asosiasi-asosiasi regional (EU, NAFTA, APEC dll.) yang bertujuan antara lain untuk kerjasama ekonomi, liberalisasi dan deregulasi perdagangan; reformasi di Indonesia yang meruntuhkan orde baru mestinya membawa paradigma baru di dunia usaha.

Pergeseran-pergeseran yang telah disebutkan di atas berdampak kepada semakin banyaknya pilihan bagi konsumen; terjadinya mergers, joint-venture dan bahkan divestasi dan menutup usaha; siklus hidup produk menjadi lebih pendek dan terjadi fragmentasi pasar. Fenomena-fenomena tersebut menimbulkan ketidak pastian sebagai tantangan terhadap tugas manajer. Menjawab tantangan ini, agar dapat bersaing dan sustainable sesuai tuntutan perubahan, organisasi bisnis harus responsif, cepat bereaksi dan cost-effective.

Organisasi yang lebih datar (flat organization) kini menjadi norma baru. Organisasi piramidal dengan 7 – 10 lapis kini mulai di”datar”kan menjadi hanya 3 – 4 lapis (AT&T dan GE dari 12 kini menjadi hanya 6 lapis atau kurang). Bentuk piramidal kini bahkan dianggap kuno, tradisional, out of style, “rantai komando” semakin tidak diikuti, tetapi tentunya dengan operating procedures yang jelas. Ini juga menjadi pertimbangan bagi organisasi perguruan tinggi. Jika kita benar mengacu kepada cost effectiveness dan fungsi-fungsi line and staff management yang efisien, apakah memang diperlukan adanya para pembantu dekan jika sudah ada pembantu rektor, atau sebaliknya? Bukankah staff dan line functions kedua management lines tersebut sama? Apakah tidak terdapat redundancy yang berakibat pemborosan? Yang jelas kita mengikuti pola ini karena kepatuhan kepada peraturan pemerintah yang memang memerlukan debirokrasi. Kita tidak akan membahas masalah-masalah perlunya debirokrasi dan pemborosan yang berlebihan di negara kita sekarang ini karena untuk melakukannya mungkin diperlukan waktu bertahun-tahun, yang tentunya juga kurang manfaatnya jika para penentu policy enggan mendengarkan apalagi mau mengubahnya.

Perampingan personalia (downsizing),), dan kecenderungan bekerja dalam team yang lebih mendasarkan kerjanya kepada process, bukan fungsi spesialisasi, semakin menonjol. Istilah pemberdayaan yang kini digunakan dalam banyak aspek, juga merambah ke manajemen SDM. Pemberdayaan tenaga kerja (employee empowerment) dilaksanakan terutama bagi front line employees (seperti front desk clerks) untuk memberikan kepuasan maksimum kepada pelanggan.

Berkaitan dengan kiprah manajer mengantisipasi perubahan struktur organisasi bisnis, Prof. Rosebeth Moss Kanter mengatakan:

Position, title and authority are no longer adequate tools for managers to rely on to get their jobs done. Instead, success depends increasingly on tapping into sources of good idea, on figuring out whose collaboration is needed to act on those ideas, and on working with both to produce results.” [4]

Manajemen sekarang telah banyak berubah dari keadaan 20-30 tahun lampau, di mana human capital menggantikan mesin-mesin sebagai basis keberhasilan kebanyakan perusahaan. Drucker (1998), pakar manajemen terkenal bahkan mengemukakan bahwa tantangan bagi para manajer sekarang adalah tenaga kerja kini cenderung tak dapat diatur seperti tenaga kerja generasi yang lalu. Titik berat pekerjaan kini bergerak sangat cepat dari tenaga manual dan clerical ke knowledge-worker yang menolak menerima perintah (“komando”) ala militer, cara yang diadopsi oleh dunia bisnis 100 tahun yang lalu.[5]

Kecenderungan yang kini berlangsung adalah, angkatan kerja dituntut memiliki pengetahuan baru (knowledge-intensive, high tech.- knowledgeable) , high tech.- knowledgeable) yang sesuai dinamika perubahan yang tengah berlangsung. Tenaga kerja di sektor jasa di negara maju (kini sekitar 70 persen) dari tahun ke tahun semakin meningkat, dan tenaga paruh waktu (part-timer) juga semakin meningkat. Pola yang berubah ini menuntut “pengetahuan” baru dan “cara penanganan” (manajemen) yang baru. Human capital yang mengacu kepada pengetahuan, pendidikan, latihan, keahlian, ekspertis tenaga kerja perusahaan kini menjadi sangat penting, dibandingkan dengan waktu-waktu lampau[6].

Dalam ketegori workforce diversity, sedang berlangsung peningkatan umur manusia yang berdampak kepada meningkatnya umur lanjut memasuki angkatan kerja. Di AS dalam 20 tahun terakhir (sejak 1979) terjadi peningkatan umur median dari 34.7 tahun ke 37.8 (1995) dan diproyeksikan menjadi 40.5 pada tahun 2005, sedang berlangsung peningkatan umur manusia yang berdampak kepada meningkatnya umur lanjut memasuki angkatan kerja. Di AS dalam 20 tahun terakhir (sejak 1979) terjadi peningkatan umur median dari 34.7 tahun ke 37.8 (1995) dan diproyeksikan menjadi 40.5 pada tahun 2005[7]. Demikian pula tenaga kerja wanita termasuk wanita berkeluarga dan dual career secara global cenderung meningkat.

Bank teller, operator telepon, juru tik, semua kini menggunakan komputer sehingga penguasaan atas komputer bukan lagi fakultatif atau alternatif tetapi mutlak bagi angkatan kerja white collar sekarang ini. Berlangsungnya progress globalisasi dan teknologi di Indonesia juga tidak ketinggalan. Perhatikan iklan Arthur Anderson/Prasetyo Strategic Consulting, operator telepon, juru tik, semua kini menggunakan komputer sehingga penguasaan atas komputer bukan lagi fakultatif atau alternatif tetapi mutlak bagi angkatan kerja white collar sekarang ini. Berlangsungnya progress globalisasi dan teknologi di Indonesia juga tidak ketinggalan. Perhatikan iklan Arthur Anderson/Prasetyo Strategic Consulting[8], yang membuka pelamar kerja untuk Information Technology Systems and Network Security Consultants Systems and Network Security Consultants (yang menguasai IT security products seperti Firewall etc.); Enterprise Solutions Risk Management Consultants (pengalaman dalam implementasi SAP review/audit, Oracle, project management); Banking Systems Specialist, Telecommunications System Consultants (a.l. berpengalaman dalam finance & accounting system, internet service provision, E-Commerce, EDP audit etc.); E-Business consultants, dan Integrated Customer Solutions Consultants.

Minggu, 23 Maret 2008

Artikel : FLOW MATERIAL DAN MANAJEMEN PRODUKSI

1 FLOW MATERIAL

Bahan baku merupakan bahan mentah (raw material) & seluruh komponen yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang/produk akhir. Raw material ini harus dikelola dengan baik, termasuk perencanaan, organisasi dan kontrol sehingga flow material mulai dari pembelian/purchasing, inventory stock sampai distribusi produk akhir, dapat efisien & efektif.

Flow Material Management meliputi :

  1. Pembelian/Purchasing

  2. Transportasi

  3. Inventory Stock

  4. Warehousing/ Pergudangan

  5. Distribusi

Pembelian/Purchasing merupakan salah satu unsur cara / system yang ditempuh untuk mencapai keefektifan dan keefisienan dari flow material. Ada 2 sistem yang biasa dilakukan :

  1. Blanket Purchase Order

Order pembelian jumlah besar secara total, dengan harga tetap tapi pengirimannya diatur dalam jangka waktu yang panjang. Terutama dilakukan untuk material yang nilainya cukup tinggi, potongan harga yang cukup besar bila order quantity cukup banyak atau material sukar didapat atau sering kosong.

  1. Open Purchace Order

Order pembelian dalam jumlah kecil, dengan nilai yang kecil serta proses transaksi yang frekuensinya tinggi. Terutama dilakukan untuk material yang mudah didapat, supplier cukup banyak dan kebutuhannya fluktuatif.

Pembelian harus dilakukan dengan tepat waktu dan tepat sasaran.

Karakteristik Pembelian Tepat Waktu :

  1. Supplier

    • Hubungan terus menerus dengan supplier yang sama.

    • Analisa harga diusahakan tetap atau ditekan.

    • Delivery tepat waktu

    • Tanggap terhadap keluhan

  1. Kualitas

    • Jaminan berkualitas ditunjukkan dengan C.O.A

    • Supplier harus mengawasi kualitas secara statistik (past data)

    • Hubungan erat dengan supplier untuk menjamin kualitas

    • Kemasan Standard

  1. Administrasi

    • Jumlah konstan

    • Surat menyurat seminim mungkin

    • Menghindari kelebihan (over stock) atau kekurangan (out of stock)

    • Perjanjian kontrak jangka panjang

  1. Delivery/Pengiriman

    • Penjadwalan yang dikoordinasikan dengan bagian lain sesuai kebutuhan, kapasitas gudang dan ketersediaan dana.

    • Konsolidasi dengan supplier agar mau konsingasi (menyediakan stock untuk perusahaan)

Alur proses pembelian tepat waktu ini harus dilakukan dengan efektif & efisien, menghindarkan terjadinya penundaan pada saat pemeriksaaan material yang diterima, stock yang berlebihan, material tanpa C.O.A, dll.

Pembelian Tepat Waktu bertujuan:

  1. Menghilangkan kegiatan yang tak perlu

misal : check time yang bertele-tele, karena supplier terpercaya.

  1. Mengurangi inventory stock yang berlebihan, bila perlu “ zero stock” karena perencanaan & penjadwalan pengiriman yang terkontrol.

  2. Supplier memiliki buffer stock digudangnya.

  3. Kualitas yang terjamin karena seleksi yang ketat untuk supplier


PENGELOLAAN STOCK

Stock merupakan sumber daya yang nganggur namun memiliki nilai ekonomis. Stock memerlukan dana yang cukup besar yang tak menghasilkan apa-apa karena itu memerlukan penanganan yang profesional agar tidak berlebihan tapi tidak pula kekurangan.

Stock dapat digunakan untuk :

  1. Fungsi “decoupling”, memperlancar produksi & distribusi terutama bila suplai & demand tidak menentu (fluktuatif).

  2. Fungsi “hedging”, menangkal inflasi terutama saat kurs dolar mengalami depresiasi yang cukup tajam.

Saat harga turun beli bahan dalam jumlah besar, dan saat harga naik maka terdapat stock yang cukup dengan nilai lebih tinggi.

  1. Dengan pembelian jumlah besar diharapkan mendapatkan discount cukup besar sehingga dapat menambah profit perusahaan.

Hanya harus mempertimbangkan cash flow/aliran dana, inventory cost, expiry date, dll







II. 2 MANAJEMEN PRODUKSI

Manajemen merupakan Seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain, Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya. Sehingga dianggap sebagai Seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan. Dalam manajemen harus ada penggunaan sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia, maupun faktor-faktor produksi lainnya. Sumber daya tersebut meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya keuangan, serta informasi (Griffin,2002), proses yang bertahap dari mulai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengimplementasian, hingga pengendalian dan pengawasan.

Manajemen Produksi merupakan kegiatan dimana sumber daya (bahan baku, energi, tehnologi, modal, mesin/peralatan, & personalia) yang mengalir dalam sistim tertentu, dikombinasikan dan diubah bentuk dengan cara spesifik sehingga dihasilkan produk yang mempunyai nilai tambah.









Manajemen produksi merupakan salah satu dari fungsi operasional perusahaan disamping Manajemen Pemasaran, Manajemen Keuangan, Manajemen Akuntansi, & Manajemen Personali,. dengan menerapkan Manajemen Produksi secara baik & benar maka dapat dilakukan 3 hal : Produktivitas tinggi, Efisiensi Kerja, dan Penurunan Biaya/ Cost Reduction.

Produktivitas merupakan peningkatan proses produksi, jadi ada peningkatan/pertambahan output dengan jumlah input yang tetap atau menurun.

Faktor yang mempengaruhi produktivitas :

  1. Tenaga Kerja

  2. Modal/Dana,

  3. Mesin & Bahan

  4. Ilmu pengetahuan Manajemen

  5. Perkembangan Tehnologi

  6. Lay Out Pekerjaan

  7. Metode & Motivas

PPIC (Production Planning & Inventory Control)

PPIC merupakan bagian dari organisasi perusahaan yang menjembatani 2 department yaitu: marketing & produksi.

PPIC menterjemahkan kebutuhan pengadaan obat jadi untuk marketing kedalam bentuk rencana produksi & ketersediaan bahan baku serta bahan pengemas.

PPIC demikian penting peranannya dalam operasional perusahaan karena berkaitan erat dengan “cash flow/ alira dana” & kinerja bagian produksi secara umum

Fungsi PPIC

  1. Men-sinergi-kan kepentingan marketing dan manufacturing

  2. Mengintegrasikan/ memadukan pihak-pihak dalam organisasi (marketing, produksi, personalia, dan keuangan) agar dapat bekerja dengan baik.

Syarat agar PPIC bisa bekerja optimal

  1. Ada rencana Sales dari marketing Department

  2. Ada formula standard dari semua produk

  3. Ada standard kapasitas produksi dan tenaga kerja

  4. Ada standard yield dari semua produk

  5. Ada pedoman waktu (delivery time) untuk pengadaan bahan/material, baik lokal maupun impor.

  6. Ada batasan minimum dan maksimum stock

  7. Ada koordinasi dan komunikasi yang baik dengan elemen terkait antara bagian marketing, inventory, produksi, personalia, quality control dan F&A (Finance & Accounting)

Tugas-tugas PPIC

  1. Membuat rencana produksi dengan berpedoman rencana Sales Marketing

  2. Membuat rencana pengadaan bahan berdasarkan rencana dan kondisi stock dengan menghitung kebutuhan material produksi menurut standard stock yang ideal (ada batasan minimal dan maksimal yang harus tersedia)

  3. Memantau semua inventory baik untuk proses produksi, stock yang ada di gudang maupun yang didatangkan sehingga pelaksanaan proses dan pemasukan pasar tetap berjalan lancar dan seimbang

  4. Membuat evaluasi hasil produksi, hasil penjualan maupun kondisi inventory

  5. Mengolah data dan menganalisa mengenai rencana dan realisasi produksi dan sales serta data inventory

  6. Menghitung standard kerja karyawan tiap tahun berdasarkan masukan dari bagian produksi atas pengamatan langsung

  7. Menghitung standard yield berdasarkan realisasi produksi tiap tahun

  8. Aktif berkomunikasi dengan semua pihak yang terkait sehinggga diperoleh data yang akurat dan up to date

  9. Sebagai juru bicara perusahaan dalam bekerja sama dengan perusahaan lain, seperti : toll manufacturing.

Hubungan Flow Material - Produksi

Pengadaan Bahan/ Materi

Perencanaan pembuatan obat (produksi) dilakukan bersama oleh Departemen Production Planning and Inventory Control (PPIC) dengan Departemen Produksi berdasarkan forecast yang diterima dari divisi marketing. Dengan forecast tersebut, disusunlah rencana pembelian dan PPIC mengeluarkan Order Requisition (OR) yang diserahkan ke Departemen Purchasing (pembelian), purschasing kemudian membuat Purshase Order (PO)/Purschase Request (PR), memilih suppliers yang cocok dan diketahui oleh manajer untuk diserahkan ke Supplier. Supplier kemudian mengirimkan barang yang sesuai dengan permintaan dan diserahkan ke gudang. Setelah barang diterima oleh bagian gudang, bagian gudang kemudian membuat Bukti Penerimaan Barang (BPB). Salah satu salinan Bukti Penerimaan Barang diserahkan ke Departemen Quality Control (QC) atau QA.

Berikut adalah prosedur penerimaan, penyimpanan dan penyerahan bahan awal :

  1. Memeriksa keutuhan kemasan, kebenaran label serta jumlah bahan awal yang diterima dengan surat jalan dan surat pesanan.

  2. Mencatat bahan awal yang diterima dalam buku penerimaan bahan awal, menyimpan bahan awal yang datang di daerah karantina, kemudian diberi label karantina yang berwarna kuning pada tiap kemasan.

  3. Mengirim salinan tanda terima bahan awal ke bagian pengawasan mutu, bagian pembelian, bagian perencana produksi (PPIC) dan bagian keuangan.

  4. Petugas pengawasan mutu atau karyawan gudang yang ditunjuk khusus / sudah ditraining akan datang untuk mengambil sampel sesuai dengan prosedur tetap pengambilan contoh bahan awal

  5. Bahan awal yang sudah diluluskan oleh bagian pengawasan mutu dan telah diberi label telah diluluskan, harus segera dipindahkan ke daerah penyimpanan bahan awal yang telah lulus uji. Dicatat status bahan awal (diluluskan atau ditolak) di dalam kartu sediaan.

  6. Bahan awal yang ditolak oleh bagian pengawasan mutu diberi label ditolak dan disimpan di daerah bahan awal yang ditolak.

  7. Untuk bahan yang berkhasiat yang memerlukan penanganan khusus, harus disimpan diruang ber AC atau kalau perlu dalam lemari pendingin yang dipantau kondisinya.

  8. Untuk obat-obat psikotropik harus disimpan dalam lemari yang terkunci dan kuncinya dipegang oleh kepala gudang.

  9. Hanya bahan awal yang telah lulus uji dan belum kadaluarsa yang boleh diserahkan ke produksi.

  10. Setiap penyerahan bahan awal harus mengikuti prinsip FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out).

  11. Setiap penyerahan bahan awal harus sesuai dengan surat permintaan bahan awal produksi

  12. Setiap penyerahan harus dicatat di kartu persediaan bahan awal.

  13. Setelah penimbangan bahan awal harus segera ditutup rapat dan bila perlu diberi silika gel.

  14. kepala gudang harus melapor kepada kepala bagian pengawasan mutu bila ada bahan awal yang hampir kadarluarsa atau tanggal uji ulang. Pemberitahuan dilakukan 3 bulan sebelum kadarluarsa.

  15. Setiap bahan awal yang tumpah tidak boleh dikembalikan ke dalam wadah asal tapi harus dimusnahkan dan dilaporkan kepada kepala pabrik.

Persiapan Produksi

QC

Departemen

PPIC

PRA PO


OR PO

Pengemasan

Dep. Packaging

Obat Jadi

Gudang Jadi

QC

Produk Baru R n’ D

Supplier

Supplier

Divisi Marketing

Distributor

Divisi

Financial

Accounting

Dep. Purchasing


PPIC mengeluarkan perintah produksi berupa Bulk Production Order (BPO) untuk bahan baku ke bagian administrasi produksi dan Packaging Order (PO) untuk bahan kemasan ke bagian packaging yang disertai dengan Material Requistion (MR) dan diperiksa kelengkapannya oleh Supervisor Dispensing. Bahan-bahan yang sesuai yang tercantum dalam BPO dikeluarkan dari gudang dan dimasukkan ke dalam passthrough yang merupakan penghubung antara gudang bahan awal dengan ruang timbangan produksi. Setelah ditimbang, sejumlah tertentu bahan awal disimpan di ruang staging.

Produksi

Bahan baku yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan produksi kemudian dibawa ke ruang produksi dan dilakukan proses produksi di bawah pengawasan apoteker penanggung jawab produksi . Beberapa contoh tahapan produksi terbagi menurut sediaan obat :

A. Tablet

Setelah penimbangan bahan awal dilakukan pencampuran awal menggunakan mesin Diosna atau pencampuran secara manual tergantung dari bobot bahan yang akan dicampur selanjutnya diayak dan ditimbang. Granul basah yang dihasilkan kemudian ditimbang dan dikeringkan menggunakan FDB (Fluit dry big ) hingga diperoleh kadar air yang diinginkan. Granul kering yang diperoleh ditimbang dan dilakukan pencampuran akhir. Kemudian diayak dan ditimbang kembali dan siap untuk dikempa menjadi massa tablet. Untuk tablet salut dilakukan penyalutan tergantung dari tipe tablet. Misalnya, untuk coating pertama disemprot pharmacoat 6,5 sedang untuk coating kedua disemprot dengan eudragit E 12,5 % . Perbedaannya hanya terletak pada permukaan tablet yang lebih licin dan mengkilap jika dilakukan coating kedua. Tablet double coating merupakan multivitamin. Tiap-tiap tahap ini dilakukan pengujian (In Process Control), apabila lolos uji maka dilanjutkan proses selanjutnya. Tablet yang telah jadi lalu dilakukan uji oleh QC. Apabila release maka dilanjutkan dengan pengemasan primer. Hasil pengemasan primer disortir satu persatu kemudian dialihkan ke bagian pengemasan sekunder.

      1. Kapsul

Alur produksi kapsul pada prinsipnya sama dengan alur produksi tablet. Hanya saja pada kapsul, setelah tahap pencampuran akhir, massa kapsul dimasukkan ke dalam cangkang kapsul. Baik menggunakan mesin maupun secara manual. Pengisian kapsul dilakukan dalam ruangan yang gelap atau dalam ruangan dengan intensitas cahaya yang cukup, hal ini tergantung dari karakteristik bahan aktif.

      1. Sirup

Alur produksi sirup : dimulai dari penimbangan kemudian disimpan di ruang staging. Selanjutnya diolah di ruang pencampuran. Untuk bahan aditif yang memerlukan pemanasan digodok menggunakan double jacket. Sedangkan untuk bahan aditif dan zat aktif yang rusak oleh pemanasan maka dilakukan pencampuran biasa menggunakan tangki pencampuran. Kemudian dilakukan pencampuran akhir menggunakan homo mixer hidrolik hingga larutan homogen dan dilakukan penyaringan mess 200 menggunakan kain Polymont. Kemudian dikirim sampel ke bagian IPC. Apabila release, proses selanjutnya filling (pengisian massa larutan ke dalam botol kemasan) dan capping ( pengklepan tutup botol). Dimana setiap selang 30 menit dilakukan pengukuran keseragaman volume. Hingga akhirnya sirup siap dikemas oleh bagian pengemasan.

Botol yang digunakan dalam produksi sirup sebelumnya dicuci dengan menggunakan Rotary Washing Mechine. Kemudian dikeringkan dalam Oven suhu 150 0C selama 2 jam. Sedangkan untuk tutup botol dicuci dengan alkohol 70% kemudian ditiriskan dalam keranjang plastik berlubang dan dikeringkan dengan menggunakan Dehumidifier.

D. Krem

Pada dasarnya alur pembuatan krem sama dengan alur pembuatan tablet. Hanya saja pada krem, pencampuran antara fase minyak dan fase air dilakukan pada suhu di atas 65 0C. Sedang pencampuran massa krem dan zat aktif dilakukan pada suhu 450C. Satu hal yang harus diperhatikan adalah agar penurunan suhu jangan drastis untuk menghindari pecahnya krem tetapi harus perlahan-lahan, diusahakan setiap seperempat jam turun 5 0C.

Packaging/Pengemasan

Hasil produksi ruahan yang sudah direlease oleh QC, diserahkan dari bagian produksi ke bagian pengemasan. Bagian pengemasan yang akan menyortir kembali satu persatu obat jadi yang telah dikemas primer.

Dalam melaksanakan tugasnya, bagian pengemasan berpedoman pada Packaging Order (PO) yang dibuat oleh PPIC, PO berisi petunjuk untuk pelaksanaan proses pengemasan sediaan. PO dari PPIC disertai dengan MR (Material Requisition) berisi keterangan jumlah dan jenis bahan kemasan yang diperlukan untuk proses pengemasan satu batch produksi. Bahan kemasan yang diperlukan kemudian diserahkan oleh gudang bahan kemasan kepada bagian packaging.

Pada saat proses pengemasan, bagian IPC melakukan pengawasan mutu, baik itu pemeriksaan brosur , outerbox dan induk dus. Bersama dengan bagian pengemasan, IPC mengawasi penimbangan produk jadi untuk menghindari kesalahan yang mungkin saja terjadi pada saat proses pengemasan, misalnya kekurangan sendok obat dalam outer box.

Produk jadi yang memenuhi ketentuan release dari QC akan masuk ke gudang obat jadi menggunakan Delivery Note (DN) . Sedangkan barang yang direject akan dikembalikan ke bagian produksi untuk ditinjau ulang atau dimusnahkan


Sabtu, 15 Maret 2008

Tulisan : Global Warming???

Temen-temen tahu kan pemanasan global yang nama kerennya Gloming (maksudnya Global Warming). Pasti sering denger kan di TV, radio atau surat kabar yang temen-temen baca.
Tahu nggak kenapa global warning bisa terjadi ? Sebab-sebabnya, dampaknya bagi penghuni bumi, serta upaya apa yang bisa dilakukan untuk menanggulanginya ?
Kita cari tahu yuk !!!
Global warming adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Global warming adalah variasi (penyinaran) matahari, efek umpan balik dan efek rumah kaca. Meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca (uap air, karbondioksida dan metana) akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca, misalnya penggunaan peralatan rumah tangga dan industri yang dapat menghasilkan gas-gas tersebut. Jika gas-gas itu semakin meningkat di atmosfer maka semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya sehingga menimbulkan panas pada bumi yang kita huni ini. Apabila hal ini terjadi berulang-ulang maka suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari data yang diperoleh IPCC (Intergovermental Panel on Climate Change) menyebutkan bahwa temperatur permukaan bumi meningkat 1,1 - 6,4OC selama 100 tahun terakhir. Duh kalo bumi makin panas kira-kira dampaknya apa ya bagi penghuni bumi ?
Dampak global warming
1. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim
Pemanasan tercepat terjadi di belahan bumi utara yang mengakibatkan gunung-gunung es mencair sehingga terjadi kenaikan permukaan air laut dan banjir yang mengakibatkan luas daratan makin menyempit. Temperatur pada musim dingin di malam hari akan meningkat, kelembaban yang tinggi mengakibatkan curah hujan meningkat. Badai akan sering terjadi, angin akan bertiup lebih kencang dengan pola yang berbeda.
2. Dari segi pertanian, hewan dan tumbuhan
Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit karena perubahan suhu. Akan banyak jenis tanaman dan hewan yang mati karena tidak kuat beradaptasi dengan perubahan iklim yang terjadi.

Tulisan : Akibat Global Warming

WASHINGTON (SINDO) – Jalan raya dan rel kereta api kebanjiran. Konstruksi rel rusak, jembatan rusak, dan sistem transportasi amburadul. Inilah gambaran masa depan dunia akibat global warming (pemanasan global). Perubahan iklim itu akan berefek mengubah semua jenis alat transportasi seiring meningkatnya level permukaan air laut serta meningkatnya intensitas hujan lebat dan badai hebat.

Beberapa hal tersebut merupakan hasil penelitian National Research Council, Amerika Serikat (AS). Masalah pun semakin kompleks, penduduk yang berpindah dari wilayah pesisir menciptakan kebutuhan pembangunan jalan dan pelayanan lebih pada wilayah yang paling rentan itu. ’’Waktunya sudah tiba bagi para profesional pakar dan ahli transportasi untuk menjawab tantangan perubahan iklim guna merencanakan sistem transportasi masa depan,” tutur Henry Schwartz Jr, Ketua Firma Svedrup/Jacobs Civil Inc sekaligus ketua tim komite yang melakukan penelitian ini. raya, bandara, serta jalur rel kereta api. (ap/abdul malik)

Tulisan : Apa yamg terjadi

Kini dunia tengah menghadapi gejala alam yang disebut sebagai global warming (pemanasan global) sebagai efek dari rumah kaca. Di antara dari sekian akibatnya adalah terjadinya perubahan iklim tak menentu.
Barangkali kita sudah merasakan, cuaca panas begitu menyengat. Demikian pula, pada saat musim hujan, turunnya air tak seperti biasanya, sehingga kadang dapat menimbulkan banjir yang sangat hebat. Antara musim hujan dan musim panas, terjadi silih-berganti seperti tak memiliki batasan lagi, itulah yang dimaksud pengamat lingkungan sebagai ciri-ciri perubahan iklim yang tak menentu sebagai efek dari global warming.
Alam terasa sudah tak bersahabat dengan kita, oleh karena kerakusan dan kejahilan kita yang tak memperlakukannya secara manusiawi. Hutan dibabat habis, pasir laut dikeruk secara massif, air dicemari oleh limbah, udara dipenuhi polusi, gunung dirusak, dan perilaku destruktif manusia lainnya. Ketika telah sampai pada satu titik, dimana alam sudah tak lagi bisa seimbang, pada saat itu juga munculah fenomena alam seperti global warming.
Anehnya, ketika fenomena itu muncul, masih ada saja masyarakat yang berasumsi bahwa itu hanyalah sekadar bencana. Dalam pengertian, tidak dilihat sebagai konsekuensi dari perbuatan manusia, melainkan atas kehendak Tuhan.
Atau dalam istilah teologis, keyakinan semacam itu disebut sebagai “masyarakat agamis” yang menggariskan sesuatu berdasarkan atas paksaan Tuhan (jabariah), yang meyakini bahwa Tuhan murka pada penduduk sebuah negeri di mana di dalamnya orang-orang sangat rajin dan pandai membuat serta memelihara dosa-dosa.
Keyakinan semacam itu jelas berbahaya, karena Tuhan akan dipersalahkan sebagai biang dari segala bencana di dunia. Atau dalam bahasa Gottfried Leibniz (Roth, 2003:151), Tuhan di situ seakan-akan menjadi terdakwa (blaming the God), sebagai akibat terjadinya bencana.
Menurut Leibniz, Tuhan tak patut dipersalahkan, bahkan kemuliaan dalam eksistensi-Nya tak terpengaruh dengan adanya dosa-dosa atau kebaikan-kebaikan di dunia, manusialah yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi di dunia (blaming the men).

Pergeseran Teologi
Pandangan teologi yang berseberangan dengan jabariah, atau teologi yang lebih menekankan pada kehendak bebas manusia (qadariah), sebetulnya lebih relevan untuk menjelaskan fenomena seperti global warming.
Relevan bukan sebatas penjelasannya yang adil dan bijaksana dalam menempatkan kodrat manusia (theodice) yang dihubungkan dengan alam atau lingkungannya, dan di sisi lain dengan keberadaan musibah itu sendiri.
Teologi qadariah juga relevan oleh sebab dapat menghindarkan manusia dari mitologi-mitologi sosial yang biasanya merebak dan akhirnya membawa pada kesesatan dan kegelapan alam pikiran manusia.
Teologi itu pada prinsipnya ingin menegaskan bahwa manusia memiliki kehendak untuk berbuat sebebas-bebasnya, dan dia harus bertanggung jawab atas segala tindakan yang sudah diperbuatnya. Maka dari itu, jika ada fenomena global warming, sebetulnya itu merupakan cerminan, seakan-akan mempertanyakan sudah berbuat dan bertindak apa saja manusia di bumi ini? Berbuat dan bertindak bukan dalam pengertian manusia telah melakukan dosa-dosa lalu kemudian Tuhan murka dan menimpakan bencana itu.
Tapi lebih karena tindakan dan perbuatan manusia yang dilakukan atas alam dan lingkungan, seperti pengeboran atas kekayaan perut bumi yang semena-mena, pengerukan pasir laut dalam skala yang cukup massif, penggundulan hutan, dan sebagainya. Segala tindakan dan perbuatan itulah yang kemudian lambat laun akan membuat alam menjadi murka, sehingga fenomena global warming tak bisa terhindarkan.
Hal itu sesungguhnya sesuai seperti tersirat dalam kitab suci sendiri, yang secara bebas berbunyi, bahwa kerusakan di darat dan di laut yang tampak, disebabkan oleh perbuatan tangan manusia. Maka sebagai akibat dari perbuatannya (datanglah bencana), supaya manusia merasakan sebagian dari ulah dan perbuatannya agar mereka kembali ke jalan yang benar (Al-Quran, 30:41).
Jelaslah bahwa fenomena global warming tak lain dan tak bukan karena sebenarnya diakibatkan oleh kita sendiri sebagai manusia. Banyak dari kita yang tidak bertanggungjawab terhadap pengelolaan alam dan lingkungan.
Berhentilah kita menyalahkan sesuatu yang ada di luar kita, seperti Tuhan misalnya. Bahkan menurut Ignaz Goldziher (1991), oleh karena ulah tangan manusia, maka manusiapun sesungguhnya dilarang untuk menyalahkan Setan sekalipun. Setan menolak dimintai pertanggungjawabannya pada hari akhir nanti oleh karena kesalahan dan dosa perbuatan manusia.

Teologi Memperlakukan Bumi
Hassan Hanafi dalam karyanya Religion, Ideology, and Developmentalism (1990) menawarkan apa yang dikenal sebagai teologi untuk memperlakukan bumi. Bagaimana semestinya bumi ini diperlakukan?
Menurut Hanafi, bumi merupakan ciptaan Tuhan yang harus dikelola manusia secara baik dan benar. Tak ada satupun manusia yang sesungguhnya berhak mengklaim memiliki barang sejengkalpun terhadap bumi, karena bumi ini adalah milik-Nya. Oleh karenanya, tak dibenarkan jika ada manusia yang arogan ketika merasa memiliki tanah di bumi.
Arogansi dalam pengertian, misalnya, ketika manusia merasa memiliki jengkal tanah di bumi, lalu dia berbuat seenaknya sendiri; mengebor, mengeruk, mengeksploitasi, tanpa memikirkan apa akibatnya. Juga arogansi seperti, oleh karena manusia hidup di alam dan ling-kungan, lalu ia seenaknya mengotori dan mencemari alam dan lingkungan dengan polusi serta berbagai perbuatan lainnya yang sesungguhnya akan merusak bumi.
Teologi selama ini sangat jarang diperkenalkan oleh para penceramah keagamaan melalui pendekatan yang di-relevansikan dengan alam dan lingku-ngan. Seakan-akan tak ada kaitan antara teologi keagamaan dan alam serta lingkungan. Jarang umat beragama menyentuh persoalan itu.
Sesungguhnya sebagai konsekuensi dari teologi itu, umat beragama semestinya mengimplementasikannya ke seluruh aspek dalam kehidupan, tak terkecuali dengan masalah-masalah alam dan lingkungannya (environmentalism).
Jika selama ini kita menganggap kaum beragama, sudah semestinya teologi agama kita tak hanya cukup sampai pada keyakinan, namun tak ada aktualisasinya dalam kehidupan. Misalnya, kita mengaku bahwa kita orang beragama, tapi perbuatan kita masih mencemari polusi udara, membuang sampah sembarangan, mengeksploitasi bumi secara semena-mena, dan sebagainya. Perbuatan dan tindakan itu tidak pantas dilakukan oleh orang beragama.
Saatnya kita membumikan teologi agama ini dalam realitas dan praksis kehidupan. Agama yang mengajarkan kebaikan-kebaikan harus diaktualisasikan dalam kehidupan sehingga pada akhirnya kita akan dapat terhindar dari segala marabahaya.