Kamis, 21 Februari 2008

Cerpen : Apa Itu Gubernur Ma'

Benteng Sumbo Opu di Makassar saat itu ramai dengan pernak pernik berbagai macam instansi-instansi pemerintahan se kota Makassar serta kabupaten-kabupaten se Selawesi Selatan. Memang saat itu se Indonesia disibukkan dengan rangkaian peringatan HUT RI setiap builan Agustus. Ya.. saat itu tanggal 12 Agustus 2006, yang setiap tahunnya diadakan pameran pembangunan se Sulawesi Selatan.
Suasana Benteng Sombo Opu Makassar yang dulu sehari-harinya tenang dan sebagai tempat rekreasi di Makassar ataupun tempat para organisasi kemahasiswaan suatu Perguruan atau Sekolah Tinggi mengadakan pertemuan, tiba-tiba menjadi ramai. Yang terlihat setiap orang memperbaiki dan mendekorasi Stand masing-masing. Saat itu pukul 12 Siang. Panas terik matahari menyengat setiap kulit-kulit manusia yang saat itu disibukkan dengan aktifitasnya, Mulai dari pejabat, pegawai negeri, tentara, polisi, bahkan orang-orang kecil seperti pedagang kaki lima pun ikut serta dalam aktifitas itu, tapi stand yang dibangu oleh pedagang kaki lima itu, tentunya bukan lah bagian dari acara Pameran Pembangunan itu. Mereka Cuma ingin mencoba peruntungan untuk mengisi perut yang keseringan kosong. Seorang Ibu yang menjadi pedagang kaki lima di bantu oleh dua orang anaknya yang masih seumuran anak kelas 6 SD dan 2 SMP serta anak kecil umur 7 tahun tampak bersemangat menggelar barang dagangannya yang berupa makanan-makanan ringan walaupun hanya berada di pinggiran-pinggiran jalan tempat orang-orang berlalu lalang.
Terlihat para aparat keamanan sangat sibuk mengamamnkan lokasi diselenggarakannya pameran pembangunan itu. Pantas saja, pukul 3 nanti Gubernur Sulawesi Selatan yang saat itu dijabat oleh Bapak H. Muh. Amin Syam akan datang untuk meresmikan atau membuka acara tahunan itu.
Anaknya yang berusia 7 tahun itu merengek-rengek kepada ibunya untuk jalan jalan melihat pameran. Ibunya pun mengabulkan permintaan anaknya tersebut dengan meminta kedua anaknya yang kelas 6 SD dan 2 SMP itu menjaga barang dagangannya.
Tepat pukul 3.00 rombongan Gubernur Sulawesi Selatan datang. Suara sirine motor dan mobil polisi mengaung ngaung memecah jalanan yang tadinya penuh dengan kendaraan menjadi lengang, secara yang akan melewatinya adalaha orang No1 di Sulawesi Selatan.
Acara peresmian pun di mulai, anak kecil tersebut ngotot ingin melihat acara itu, dan ibunya pun mengabulkannya.
Acara pun dimulai tepat pukul 03.00 WITA, dibuka dengan atraksi drum band dari kesatuan angkatan laut, kemudian diikuti dengan pidato Gubernur Sulawesi Selatan. Saat Bapak Gubernur membacakan pidatonya, anak kecil itupun terheran heran dan bertanya banyak pada ibunya.

“Siapa itu kah Ma’” sambil menunjuk kearah pak Gubernur.
“Itu Pak Gubernur Nak”
“Jelek na namanya ma kayak makanan”
“Namanya bukan Gubernur, Namanya Pak Amin Syam”
“Kenapa pale’ kita bilang Gubernur”
“Itu memang gubernur”
“Apa dibilang gubernur?”

Mendengar pertanyaan anaknya itu, sang ibu langsung diam, tidak bias menjawab pertanyaan anaknya, maklum saja dia hanya tamat SD saja, Cuma bisa baca sama hitung saja.
Tapi anaknya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, berulang kali dia menanyakan soal apa itu gubernur. Merasa terdesak oleh anaknya, maka sang ibu pun menjawab apa yang dia tahu sesuai dengan pengalamannya.

“Gubernur itu nak, pemerintah”

Mendengar jawaban ibunya, anak itu terdiam sejenak kemudian beertanya lagi pada ibunya

“Pemerintah itu apa ma’”

Ibunya sudah tidak mampu lagi menjawab pertanyaan anaknya itu, dan hanya berkata

“Sudahmi na’ mama’ jg tidak tau, diam mko saja dengar ki pak gubernur pidato”

Anak itu terdiam, dan tidak bertanya lagi kepada ibunya selama pidato Gubernur, dia benar-benar menyimak apa yang dikatakan oleh gubernur.
Setelah gubernur selesai membacakan pidatonya anak itu bertanya lagi pada ibunya

“ma’ ma’ mauka’ juga jadi gubernur”
“Kenapai kah mauko jadi gubernur na’” ucap ibunya sambil tersenyum

“Pak Gubernur tadi bilang ma’ kalo maui bede’ melakukan pembangunan, na perbaiki sekolah, naperbaiki masjid, naperbaiki jalanan, naperbaiki jembatan, naperbaiki pasar, na kasi’ murah ki pembayaran sekolah sama pembayaran dotter, nakasi’ turun harga. Jadi kalo manjadi gubernur mka’ ma’ mauka’ bangunkan ki’ pasar biar ada kita tempati manjual, tidak manjual di pinggir jalan mki’ ma’” Celoteh anak itu kepada ibunya dengan polosnya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sekarang sudah tahun 2008, pemilihan Gubernur pun sudah di lakukan, tapi samapai sekarang ini masih ada sengketa yang tentunya saling merebut kekuasaan antara kubu Asmara(Amin Syam, Mansyur Ramil) dengan Kubu Sayang(Syahrul Yasin Limpo, Agus Arifinj Nu’mang), walaupun sebenarnya KPUD Sulawesi Selatan telah menetapkan pasangan Syahrul Yasin Limpo dengan Agus Arifin Nu’mang sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih. Hal ini berbeda dengan anggapan Anak kecil tadi yang menafsirkan bahwa seorang gubernur itu, bukanlah suatu kekuasaan, tapi sebagai orang yang menjadi pelindung masyarakat yang melakukan pembangunan di segala bidang, dan mensejahterakan masyarakat. Bukan hanya saling tebar pesona dan saling merebut kekuasaan.
Tapi siapapun yang menjadi Gubernur, semoga saja benar-benar melaksanakan amanat rakyat, khususnya masyarakat sulawesi selatan.



Makassar, 22 Februari 2008



Wawi’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar