Rabu, 25 November 2009

Konsep Basis Data

Perkembangan Konsep Basis Data
Menurut Edhy Sutanta (2004:1-3), pengetahuan tentang konsep basis data muncul dan mulai berkembang seiring dengan adanya kebutuhan pengolahan data untuk memenuhi kebutuhan informasi. Perkembangan konsep basis data dapat dibedakan dalam lima tahapan yaitu :
1. Tahap I (awal tahun 1960-an), perkembangan teknologi komputer yang ditemukan pada sekitar tahun 1945, telah melahirkan pandangan dan pengetahuan baru tentang konsep penyimpanan data dalam basis data, yang sebelumnya banyak menggunakan cara-cara manual. Konsep-konsep tentang basis data yang berkembang pada masa itu dikenal sebagai konsep basis data tahap I. Ciri konsep basis data tahap I adalah data-data diolah berdasarkan prinsip berkas (file processing) pada lingkungan komputer mainframe.
2. Tahap II (akhir tahun 1960-an), pada akhir tahun 1960-an terjadi kemajuan dan perubahan yang mencolok dalam konsep basis data dan selanjutnya konsep-konsep tentang basis data pada masa tersebut disebut sebagai konsep basis data tahap II. Pada tahap ini telah mengubah dan memperbaiki metode penyimpanan dalam basis data. Ciri utama konsep basis data tahap ini adalah konsep sistem basis data (Data Base Systems/DBS), konsep sistem manajemen basis data (Data Base Management Systems/DBMS ), layanan informasi secara online dan layanan informasi berbasis teks.
3. Tahap III (awal tahun 1970-an), perkembangan metode penyimpanan data dalam basis data yang lebih baik terjadi pada awal tahun 1970-an. Perangkat keras penyimpanan yang digunakan saat itu telah semakin baik. Kondisi demikian telah mempengaruhi pandangan dan pengetahuan tentang konsep basis data yang semakin baik pula. Selanjutnya konsep-konsep basis data saat itu disebut sebagai konsep basis data tahap III. Ciri utama konsep basis data pada tahap III adalah kemunculan aplikasi-aplikasi basis data berbasis sistem pakar (Expert Systems/ES) dalam sistem pendukung keputusan (Decission Support System/DSS), serta pemrograman berorientasi objek (Object Ocriented Programming/OOP).
4. Tahap IV (mulai tahun 1980-an), perkembangan sangat cepat pada teknologi komputer dan penyimpanan data sejak tahun 1980-an telah mempengaruhi pandangan dan pengetahuan dalam konsep basis data. Hal ini mengakibatkan munculnya perubahan-perubahan pandangan dan pengetahuan baru tentang konsep basis data. Konsep basis data pada masa tersebut dikenal sebagai konsep basis data tahap IV. Ciri utama konsep basis data pada tahap IV adalah sistem berbasis hypertext yang memungkinkan penampilan informasi berdasarkan kunci pencarian yang dapat dilakukan secara acak.
5. Tahap V (mulai tahun 1990-an), perkembangan konsep basis data pada tahun 1990-an telah berkembang ke arah aplikasi-aplikasi basis data untuk sistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligent/AI), basis data untuk aplikasi-aplikasi multimedia yang melibatkan data teks, suara, gambar dan animasi, aplikasi basis data berorientasi objek (Objek Oriented Data Base/OODB), serta aplikasi-aplikasi basis data secara online ( online data base ) untuk jaringan komputer global atau internet. Aplikasi konsep basis data kabur ( fuzzy ) juga mewarnai konsep basis data pada masa ini.



2.2.8 Basis Data
Basis data menurut Yuswanto dan Subari, (2005:1) dapat diartikan sebagai sekumpulan data/informasi yang teratur berdasarkan kriteria tertentu yang saling berhubungan secara logik dan terpelihara serta disimpan secara bersama-sama dalam pengontrolan terhadap kerangkapan data untuk melayani satu atau lebih aplikasi secara optimal.
Pengguna sistem basis data dapat melakukan berbagai operasi, antara lain :
1. Menambah file baru ke sistem basis data
2. Mengosongkan berkas
3. Menyisip data ke suatu berkas
4. Mengambil data yang ada pada suatu berkas
5. Mengubah data pada suatu berkas
6. Penghapus data pada suatu berkas
7. Menyajikan suatu informasi yang diambil dari sejumlah berkas

2.2.9 Entitas (Entity)
Menurut Edhy Sutanta (2004:80), entitas merupakan objek-objek dasar yang terkait di dalam sistem. Objek dasar dapat berupa orang, benda, atau hal yang keterangannya perlu disimpan dalam basis data. Untuk menggambarkan entitas dilakukan dengan mengikuti aturan sebagai berikut:
1. Entitas dinyatakan dengan simbol persegi panjang.
2. Nama entitas dituliskan di dalam simbol persegi panjang.
3. Nama entitas berupa : kata benda, tunggal.
4. Nama entitas sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah dipahami dan dapat menyatakan maknanya dengan jelas.
Contoh : entitas pelanggan, entitas kasir dan entitas pimpinan.

2.2.10 Atribut (Attributes/Properties)
Menurut Edhy Sutanta (2004:87), atribut sering pula disebut sebagai properti (property), merupakan keterangan-keterangan yang terkait pada sebuah entitas yang perlu disimpan sebagai basis data. Misalnya nama, alamat, nomor telepon adalah atribut dari entitas pelanggan. Atribut berfungsi sebagai penjelas sebuah entitas.

2.2.11 Relasi Antar Entitas (Entity Relationship)
Menurut Edhy Sutanta (2004:91-93), kerelasian antar entitas mendefinisikan hubungan antar dua entitas. Kerelasian adalah kejadian atau transaksi yang terjadi diantara dua entitas yang keterangannya perlu disimpan dalam basis data. Kejadian atau transaksi yang tidak perlu disimpan dalam basis data (sekalipun benar-benar terjadi) bukan termasuk kerelasian. Relasi antar dua file atau dua tabel dapat dikatagoikan menjadi tiga macam, yaitu :
1. One to One relationship
Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding satu. Kejadian jenis ini terjadi jika kejadian atau transaksi diantara dua entitas yang berhubungan hanya memungkinkan terjadi sebuah kejadian atau transaksi pada kedua entitas.




2. One to Many relationship
Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding banyak. Kerelasian jenis ini terjadi jika kejadian atau transaksi diantara dua entitas yang berhubungan hanya memungkinkan terjadi satu kali dalam entitas pertama dan dapat terjadi lebih dari satu kali kejadian atau transaksi pada entitas kedua.




3. Many to Many relationship
Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah banyak berbanding banyak. Kerelasian jenis ini terjadi jika kejadian atau transaksi diantara dua entitas yang berhubungan memungkinkan terjadi lebih dari satu kali dalam entitas pertama dan entitas kedua.




2.2.12 Teknik Normalisasi
Menurut Linda Marlinda (2004:115-119) mengemukakan bahwa normalisasi adalah proses pengelompokan atribut-atribut dan suatu relasi sehingga membentuk Well-Structure Relation. Normalisasi merupakan proses pengelompokan elemen data menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya. Normalisasi ditemukan pada tahun 1970 oleh E.F. Codd.
Well-Structure Relation adalah sebuah relasi dengan jumlah kerangkapan datanya sedikit (Minimum Amount Of Redundancy), serta modify terhadap baris-baris data pada relasi tersebut, yang tidak berakibat terjadinya error atau inkonsistensi data, yang disebabkan oleh operasi-operasi tersebut.
Dalam normalisasi terdapat beberapa jenis key/kunci, yaitu :
1. Field/atribut kunci
Setiap file selalu terdapat kunci dari file berupa satu field atau satu set field yang dapat mewakili record.
2. Candidat key
Candidat key (kunci kandidat) adalah satu atribut atau satu set minimal atribut yang mengidentifikasi secara unik suatu kejadian spesifik dari entitas.
3. Primary key
Primary key adalah satu atribut atau satu set minimal atribut yang tidak hanya mengidenifikasi secara unik suatu kejadian spesifik tapi juga dapat mewakili setiap kejadian dari suatu entitas.


4. Alternatif key
Alternatif key adalah kunci kandidat yang tidak dipakai sebagai primary key dan biasa dipakai sebagai kunci pengurutan dalam laporan.
5. Composite key
Composite key adalah satu atribut atau lebih yang bila berdiri sendiri tidak menjadi identitas record, tetapi bila dirangkaikan menjadi satu kesatuan yang dapat mengidentifikasi.
6. Foreign key
Foreign key adalah satu atribut (satu set atribut) yang melengkapi satu relationship (hubungan) yang menunjukkan ke induknya. Biasanya di tempatkan pada entitas anak dan sama dengan kunci primeri induknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar