Kamis, 21 Februari 2008

Artikel Kesehatan : Gigi Tanggal 'Berhubungan Dengan Penyakit Jantung'

JAKNEWS.COM-Gigi anda tanggal karena mengunyah permen karet..? Sebaik anda berhati-hati. Pasalnya menurut penelitian dari University of Minnesota, AS atas 711 sukarelawan di Manhattan Utara, tanggalnya gigi bisa saja menjadi pertanda anda mengalami gejala penyakit jantung cardiovaskuler.
Dalam publikasinya di `Stroke: Journal of the American Heart Association` kemungkinan kehilangan sejumlah gigi bisa menjadi penyakit periodontal yang kemungkinan sangat berhubungan dengan arteriosclerosis (sebuah gejala yang bisa berkembang di arteri dan membuat aliran darah ke otak terganggu).
Hasil penelitian dari University of Minnesota atas 711 sukarelawan yang rata-rata berusia 66 tahun menunjukkan hal itu.
Padahal mereka diketahui tidak memiliki sejarah penyakit jantung atau stoke.
Semua sukarelawan diperiksa kesehatan gigi, fisik, dan neurological.
Kesehatan gigi merupakan sebuah hal yang penting termasuk kebiasaan hidup sehari-hari.
Sejumlah sukarelawan juga diperiksa melalui ultrasound scans untuk mendeteksi tingkat carotid arteries.
Pada akhir penelitian para periset menemukan meningkatnya jumlah tanggalnya gigi.
Sekitar 45 persen sukarelawan kehilangan 9 gigi, 60 persen diantaranya malah kehilangan 10 gigi dimana mereka semua telah mengalami plak pada aliran darah.
Meski banyak periset menduga bahwa kehilangan/tanggalnya gigi merupakan indikator dari infeksi kronis akibat permen karet, namun mereka mewaspadai bahwa tanggalnya gigi kemungkinan memiliki hubungan lain sejumlah penyakit.
Para periset kemudian menambah jumlah sukarelawan termasuk diantaranya mereka yang emmang memiliki hubungan dengan penyakit jantung.
Seperti merokok, diet dan kegiatan fisik yang rendah.
Kemudian para periset menyatakan tanggalnya gigi merupakan pertanda awal dari penyakit jantung cardiovaskuler.
'Sepengatahuan kami, ini merupakan penemuan pertama yang menyatakan hubungan antara tanggalnya gigi dengan penyakit cardiovaskuler,' ujar pemimpin riset Dr Moïse Desvarieux.

Tidak ada komentar: