Senin, 10 Maret 2008

Artikel Pertanian : kekerasan Melawan Bioteknologi

Siapa sangka kalau ilmu pengetahuan bisa memicu kekerasan? Itulah yang kini tengah terjadi di banyak tempat sekarang ini. Terlebih ketika para pemerhati lingkungan dan ilmuwan tidak mencapai titik temu kesepakatan. Gerakan militan melawan rekayasa genetika di bidang pertanian dan obat merebak menjadi tindak kekerasan dan sabotase. Mulai dari pengeboman Bay Area, sebuah perusahaan bioteknologi, hingga pengrusakan sejumlah kebun transgenik, demikian seperti yang dilansir Associated Press (AP) belum lama ini.
Akibat kekerasan yang menimpa, beberapa perusahaan yang menjadi target tidak hanya mengambil tindak keamanan ekstra, melainkan juga mengubah pola strategi bisnisnya. Kekerasan tersebut, menurut sumber FBI dikatakan tiba-tiba saja menjadi masalah yang makin serius tahun ini. Semuanya diduga berasal dari rasa frustasi para pelaku yang gagal memperlambat kemajuan bioteknologi.
”Kami sudah melihat perluasan yang drastis dalam penggunaan taktik kekerasan ini sejak tahun lalu, ujar Phil Celestini, kepala unit terorisme domestik FBI di Washington kepada AP. Kelompok enviromentalis militan beserta aktivis pembela hak hewan memanfaatkan Internet untuk mengorganisasi kelompoknya. Awalnya mereka bergerak di Eropa kemudian Amerika Serikat (AS). Mereka khawatir bahwa teknologi akan membahayakan alam , sementara kelompok lain berkeberatan atas tindakan para peneliti memakai objek binatang sebagai eksperimen pembuatan obat.
Seorang pemuda asal California, Daniel Andreas (25) diburu FBI berkaitan dengan pengeboman sebuah perusahaan bioteknologi Chiron Corp pada Agustus silam. Adalah Revolutionary Cells, sebuah kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas pengeboman tersebut. Bahkan mereka menyerukan untuk melakukan lebih banyak peledakan lagi. Kelompok ini sebelumnya sama sekali tidak pernah terdengar di permukaan.
Pemerintah setempat berpendapat bahwa pengeboman merupakan sebuah babak baru dalam militansi kaum anti-bioteknologi tahun 2003. Ini juga termasuk rangkaian vandalisme atau pengrusakan terhadap mobil para eksekutif perusahaan Chiron dan laboratorium biologi di Louisiana State University bulan lalu.
Bukan AS saja yang disibukkan oleh sepak terjang para anti-bioteknologi ini. Di Perancis, diperkirakan setengah dari 100 plot perkebunan eksperimen bioteknologi telah dirusak tahun ini. Setidaknya 1.500 orang ilmuwan termasuk dua pemenang Nobel telah menyerukan agar kekerasan ini segera berakhir. Sementara perkebunan eskperimen transgenik di Inggis sendiri dipandang dalam keadaan rawan terancam sabotase dan pengrusakan.

Tidak ada komentar: